UNDP Lakukan Pendekatan Pemberdayaan Gender dalam Pelatihan Teknis PLTS untuk Operator
“Ini pertama kalinya saya datang ke Jakarta. Saya ingin bisa ke Monas, selama ini hanya melihat dari gambar,” ungkap Hasrianti, salah satu operator lokal dari Desa Lenggora Pantai, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara saat mengikuti Pelatihan Teknis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE), Ciracas, Jakarta Timur.
Bukan hanya Hasrianti, pengalaman menginjakkan kaki di ibukota negara yang pertama kali juga dirasakan oleh hampir seluruh peserta pelatihan yang berjumlah 19 orang, yang berasal dari desa-desa terpencil di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah.
Di sela-sela sesi pelatihan, para operator perempuan dari 9 desa ini berkumpul untuk saling bercerita bagaimana perjalanan mereka hingga dipertemukan di Jakarta. “Sejak awal saya memang mau daftar operator, saya ingin dapat pengalaman baru. Walaupun awalnya diarahkan untuk daftar jadi sekretaris atau bendahara BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) saja, akhirnya bisa ikut ujian seleksi dan berhasil terpilih jadi operator,” cerita Tety yang berasal dari Desa Tasipi di Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Berbeda dengan Tety, Rani dari Desa Muara Ripung, Kabupaten Barito Selatan, awalnya tidak yakin bisa menjadi Operator PLTS. “Saya kan belum ada pengalaman, sedangkan operator PLTS nantinya mengurusi teknis listrik. Tapi keluarga saya memotivasi, pasti ada jalan kalau saya mau usaha dan belajar,” ungkap Rani yang ingin berkontribusi bagi masyarakat desanya di pedalaman Kalimantan Tengah yang membutuhkan listrik.
Para operator perempuan ini bersyukur karena Program ACCESS bukan hanya memberikan kesempatan tetapi secara aktif mendorong keterlibatan perempuan dalam kegiatan-kegiatan di desa mereka. Kesetaraan gender memang menjadi komitmen UNDP Indonesia yang pelaksanaannya dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya adalah meningkatkan peran perempuan dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan akses perempuan ke pekerjaan non-tradisional, seperti yang dilakukan Program ACCESS.
ACCESS (Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality) adalah sebuah program yang diimplementasikan oleh UNDP bersama Kementerian ESDM, untuk membangun 23-unit PLTS terpusat off-grid di 23 Desa di Provinsi Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan NTT, dengan dukungan dana dari Korea International Cooperation Agency (KOICA) Indonesia.
“Memberikan 50% kuota operator PLTS kepada perempuan menjadi salah satu upaya untuk mendorong keterlibatan perempuan di sektor energi yang selama ini didominasi laki-laki,” Ungkap Dr. Agus Prabowo, Senior Management Advisor, UNDP dalam sambutan pembukaan pelatihan Operator, 7 Maret 2022. Pelatihan dan sertifikasi yang berlangsung dari tanggal 7 hingga 19 Maret 2022 ini adalah Angkatan pertama dari total tiga Angkatan bagi operator Indonesia.
“Melihat para operator perempuan ini, harapannya dapat memotivasi para perempuan lain untuk meningkatkan keterlibatannya di sektor energi bersih,” Ibu Andriah Feby, Direktur Aneka Energi menyampaikan apresiasi kepada para peserta pelatihan.
Keterlibatan 50% perempuan sebagai peserta pelatihan teknis Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTS menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara. “Awalnya, memang operator perempuan ini lebih pasif di kelas, sehingga kita butuh pendekatan yang berbeda untuk mengetahui sejauh apa mereka paham, dan kita ulangi hal-hal yang belum paham,” Agus Yulianto, widyaiswara PPSDM KEBTKE, menggambarkan pengalamannya.
Untuk membekali penyelenggara dan para pengajar, Program ACCESS memberikan sesi GESI (Gender Empowerment and Social Inclusion) sebelum pelatihan diselenggarakan. “Setelah mengikuti sesi gender dari UNDP kemarin saya lebih aware terhadap hal-hal yang bias gender, ternyata beberapa hal sudah sering dianggap biasa,” Ginanjar, widyaiswara PPSDM KEBTKE menyampaikan apresiasinya. ACCESS juga melibatkan pengajar perempuan, baik dalam materi teknis pelatihan maupun sesi pembekalan dan motivasi.
Semangat dan motivasi adalah bekal utama, yang mendorong para operator perempuan ini terus berjuang. Tidak hanya untuk menginjakkan kaki di Jakarta, tetapi juga untuk kembali ke desa membawa ilmu dan keterampilan teknis untuk desanya. “Terbukti dari hasil pelatihan, operator perempuan ini bersaing setara dengan operator laki-laki dalam hal pengetahuan dan keterampilan teknisnya.” Pungkas Laode Sulaeman, Kepala PPSDM KEBTKE ESDM dalam penutupan pelatihan.
Ditulis oleh Mathilde Sari (National Project Manager, ACCESS) and Imas Agustina (Technical Officer Capacity Building ACCESS)